Induction

Sembilan bulan saya menunggu induction akhirnya tanggal 20 Juli 2008 kesampaian. Mengapa saya menunggu induction? Induction merupakan proses pertama yang seharusnya dilalui oleh karyawan di perusahaan kami. Dengan mengikuti induction karyawan akan memperoleh kimper (sejenis ID cards). Dalam induction sebenarnya ada dua materi dasar yang harus diketahui oleh calon karyawan, yakni; masalah K3L (Kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan) serta masalah lingkungan yang berkaitan dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Bagi seorang guru seperti saya ini materinya kurang sesuai dengan bidang yang saya geluti. Namun, apa dikata aturan perusahaan yang mengharuskan adanya induction tetap harus dijalankan.

Sesampainya di lokasi induction, saya dan beberapa teman guru baru mengikuti beberapa penjelesan materi. Ada dua orang yang agak aneh dalam rombongan yang berjumlah delapan orang itu. Keenamnya saya anggap wajar, karena memang mereka baru masuk dalam sekolah saya. Yang pertama adalah Nurul, dia sudah 1 tahun dan sudah menjadi guru permanen (guru tetap yayasan) malah. Yang kedua adalah saya sendiri, karena saya sudah sembilan bulan di sekolah ini dan baru induction. Padahal, induction seharusnya diberlakukan bagi pegawai baru yang masuk ke tempat kerja baru.

Bagi saya hal itu bukan menjadi masalah yang penting, mengingat induction sudah saya lalui meskipun tidak dilakukan pihak majemen secara prosedural, menunggu giliran sembari mengingatkan pihak manajemen bahwa saya belum induction. Yang membuat kekecewaan saya adalah mengapa setiap usulan yang menyangkut masalah hak karyawan selalu diakhirkan atau ditunda-tunda dan bahkan dinafikan.

Pun demikian dengan amplop yang diterima oleh seluruh karyawan setiap bulan Juli, amplop tersebut berisi penjelasan tentang kenaikan gaaji pokok bagi seluruh karyawan. Senangnya saya mendapatkan amplop berisi surat tersebut, yang kemudian membuat saya sedikit tercengang dan lagi-lagi mempertanyakan isi amplop tersebut bahwa setiap karyawan mendapatkan kenaikan gaji pokok sesuai dengan yang tertera di isi surat dan kedua mendapatkan langsam yang tiap tahun tidak selalu didapat oleh karyawan. Langsam dibagikan hanya apabila ada kenaikan harga yang signifikan dengan kenaikan harga sembilan bahan pokok (Sembako) – semacam uang duka akibat kenaikan harga yang besarnya sekitar dua setangah juta rupiah.

Saya melihat ini hanyalah bagian dari human eror yang selalu copy paste pada surat-surat masal yang diberikan kepada seluruh karyawan. Bagaimana tidak? Di isi surat saya menerima surat kenaikan gaji pokok smenetara realitanya saya tidak mendapatkannya. Setelah saya konfirmasi tentang permasalahan ini, pihak manajemen memberi penjelasan bahwa itu hanya kesalahan ketik surat saja. Padahal jelas di sana ditandatangani langsung oleh ketua yayasan, padahal bila merujuk pada surat-surat atau memorandum yang dikeluarkkan oleh direktur saja tidak bisa di ubah. Mengapa surat yang seharusnya memberikan hak kenaikan gaji pokok harus tertunda. Alasan berikutnya dikarenakan DOH (Date of Hire) saya pertanggal 1 Nopember, sehingga kenaikan gaji pokok saya tahun pertama itu harus ditunda di bulan Nopember.

Bagi saya, naik atau tidaknya itu bukanlah sebuah masalah. Yang terpenting adalah legitimasi surat yang dikeluarkan asal jangan copy paste – dipukul rata untuk semua karyawan dan guru. Keinginan saya hanyalah bahwa isi surat tersebut direvisi dengan tanda tangan orang yang sama, yakni ketua yayasan bukan direvisi oleh direktur apalagi oleh manajer. Sayangnya, berkali-kali saya konfirmasi masalah ini manajemen tetap saja bergeming tidak mau tahu pada permasalahan ini dan saya lihat manajemen cenderung membiarkan masalah hak yang seharusnya didapatkan oleh karyawan.

Biarlah, masalah ini berakhir dengan sendirinya toh hanya masalah surat dan surat itu kini hanya tinggal kenangan saja. Mudah-mudahan ke depan, kesalahan manusia yang kebiasaan copy paste tidak diulangi lagi, dan saya mendapatkan hak yang harus saya dapatkan berupa revisi surat yang seharusnya saya terima enam bulan yang lalu. Minimal, permintaan induction saya terpenuhi dan surat itu biarlah berlalu.

Sangata, 3 Pebruari 2009

“Jadilah guru diri sendiri, sebelum menjadi guru orang lain”

http://mkpd.wordpress.com

1 thought on “Induction”

  1. Pingback: sismanto’s blog « Ar135thya’s Blog

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *