PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Program ini bertujuan agar semua anak usia dini (usia 0-6 tahun), baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sesuai tahap-tahap perkembangan atau tingkat usia mereka. PAUD juga merupakan pendidikan persiapan untuk mengikuti jenjang pendidikan sekolah dasar. Secara lebih spesifik, program ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan pendidikan melalui jalur formal seperti Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat, serta jalur pendidikan non-formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat, dan jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

1. Pemerataan dan Perluasan Akses
Pemerataan dan perluasan akses akan diupayakan bersama-sama oleh pemerintah dan swasta, dimana pemerintah lebih berkonsentrasi pada pendidikan formal TK/RA dan mendorong swasta melakukan perluasan PAUD non-formal (KB, TPA). Perluasan oleh pemerintah antara lain juga dilakukan dengan mendirikan model-model atau rintisan penyelenggaraan PAUD yang disesuaikan dengan kondisi daerah/wilayah. Pada tahun 2009, pemerintah menargetkan APK pra sekolah mencapai 45%. Perluasan akses PAUD akan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan berikut.
Penyediaan sarana/prasarana PAUD oleh pemerintah dilaksanakan dengan pembangunan USB TK, dan mengembangkan model atau rintisan penyelenggaraan PAUD yang sesuai dengan kondisi lokal. Target yang akan dicapai lembaga PAUD formal pada tahun 2009 sekurang-kurangnya satu TK, termasuk TK Pembina di setiap kecamatan. Sedangkan target lembaga PAUD non-formal, sekurang-kurangnya satu PAUD (Taman Penitipan Anak atau Kelompok Bermain atau Satuan PAUD Sejenis) di setiap desa.
Penyediaan biaya operasional pendidikan diberikan dalam bentuk subsidi kepada penyelenggara PAUD baik negeri maupun swasta, terutama pada lembaga yang peserta didiknya sebagian besar berasal dari keluarga miskin. Target yang ingin dicapai pada tahun 2009 adalah lebih dari 50% lembaga PAUD yang siswanya berasal dari keluarga miskin dapat dibiayai oleh pemerintah.
Mendorong peran serta masyarakat dilakukan untuk menumbuhkan minat masyarakat (demand side) dalam menyelenggarakan lembaga PAUD, termasuk bekerja sama dengan berbagai organisasi masyarakat, organisasi keagamaan, organisasi lain serta PT melalui subsidi imbal swadaya, kemudahan perizinan, dan bantuan fasilitas.
Pengembangan “TK-SD Satu Atap”; bagi SD yang memiliki fasilitas mencukupi didorong untuk membuka lembaga TK yang terintegrasi dengan SD (TK-SD Satu Atap) melalui subsidi pembiayaan secara kompetitif.
2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing
Peningkakan mutu, relevansi, dan daya saing PAUD akan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan berikut.
Pengembangan menu generik pembelajaran dan penilaian merupakan kegiatan yang menyangkut pengembangan kurikulum, khususnya materi bahan ajar, model-model pembelajaran, dan penilaian. Pengembangan disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan anak didik, perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, estetika, dan etika, peningkatan kualitas dan kreativitas peserta didik dan pendidik PAUD. Termasuk dalam kegiatan ini ialah pengembangan proses pembelajaran melalui pengadaan alat belajar, alat bermain, dan alat pendidikan, serta penyelenggaraan akreditasi khususnya untuk TK. Muatan pendidikan pada anak-anak usia dini ditekankan pada seluruh aspek kecerdasan termasuk emosi, mental, dan spiritual, yang diarahkan pada penghayatan atas nilai-nilai dan karakter positif, serta kesiapan masuk sekolah.
Pengembangan program PAUD model sebagai rujukan bagi pengembangan PAUD yang diselenggarakan oleh swasta yang kualitasnya masih di bawah standar. Target pada tahun 2009 sekurang-kurangnya satu program PAUD Model setiap kabupaten/kota.
Peningkatan kapasitas institusi dan sumberdaya penyelenggara dan satuan PAUD. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan manajemen secara efektif dan efisien, sehingga mampu memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.
Pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan PAUD. Pemerintah mentargetkan sekitar 59 ribu orang telah terlatih sebagai tenaga pengelola dan pendidik PAUD, dan sebanyak lebih dari enam ribu Guru, Kepala TK, dan Pembina akan mendapat pendidikan dan pelatihan sampai dengan tahun 2009. Di samping itu, diberikan subsidi bagi tenaga pendidik PAUD non-formal satu orang di setiap lembaga perintisan.
3. Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik
Peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik di bidang PAUD diarahkan pada bagaimana partisipasi masyarakat dalam melakukan kontrol dan evaluasi kinerja PAUD dapat mengambil peran makin nyata dan efektif. Untuk itu akan dilakukan peningkatan advokasi, sosialisasi/pemasyarakatan dan pembudayaan pentingnya PAUD kepada orangtua, masyarakat dan pemerintah daerah. Penyediaan data dan sistem informasi PAUD, serta peningkatan kerja sama stakeholder pendidikan, merupakan faktor pendukung untuk membangun kesamaan persepsi, pencitraan yang positif, dan kebersamaan tanggung jawab dalam pengelolaan PAUD yang akuntabel

Disadur dari Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional, Menuju Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang 2025

20 thoughts on “PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI”

  1. Hi. saya ada di Bali, tepatnya Denpasar. saya sedang merencanakan membuat satu kelompok bermain utk anak-anak sekitar. mohon informasi untuk pengadaan barang mainan yang bisa saya jangkau harganya dan materi yang mungkin bisa membantu saya. terima kasih.

  2. Permainan untuk anak-anak tidak perlu memakai alat yang sulit dijangkau tempatnya apalagi harganya. cukup dengan barang-barang atau alat-alat di sekitar kita bisa kita gunakan untuk memperkaya permainan anak. misal; bola, tali, kertas, dan lain-lain. yang terpenting kita bisa meramu dan menggunakan alat sesuai dengan keinginan anak.

  3. selamat pagi pak! saya tertarik dengan progam PAUD yang diberi subsidi oleh pemerintah. Saya berniat untuk membuka program sejenis di tempat saya, tolong informasi prosedur perijinan dan operasionalnya. sebelumnya saya sampaikan terima kasih.

  4. To: Mas Indra
    saya mohon maap sekali, karena saya tidak ikut secara langsung blog guru seindonesia. tapi jika hal itu diinginkan kita bisa memulainya dari sekarang.

    Selamat pagi juga pak Baginda,
    PAUD dapat didirikan dengan cara mengurus perijinan ke pihak yang berwenang, misalnya di dirjen PAUD sendiri atau melalui perwakilan di kantor departemen pendidikan daerah.
    Selamat semoga berhasil.

    Salam,

  5. Saya seorang pemerhati tumbuh kembang anak di Yogyakarta.Saya di Pi&Po Lembaga Pendampingan Belajar & Tumbuh Kembang Anak Usia TK-SD. Alamat Jl. Gurameh Raya Selatan, Tegalrejo No.35, Minomartani, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Banyak agenda di kami termasuk menggagas Sekolah untuk Orangtua, metode, kurikulum, fasilitator, sarana sudah ada namun masih terkendala dana. Jika ada informasi lembaga donatur, mohon sampaikan kepada kami. Telp kantor ( 02740 7016363 kontak : Tatag Winasis. Terima kasih

  6. Hai, saya di Banten. saya sangat tertarik dengan pendidikan usia dini, mohon informasi strategi apa yang harus dilaksanakan supaya program PAUD bisa berjalan lancar, tanpa mengganggu pelaksanaan TK Formal yang sudah berjalan. Trim’s, infonya.

  7. PAUD???menyikapi PAUD yg ada saat ini sptnya tuh antara kurikulum dg pengimplementasiannya di lapangan tdk mattch.masa’ di TK anak dipksa hrs sdh bs membaca bknkah itu tgs di SD.kalo sekedar pengenalan huruf sich ok.Hrsnya yg lebh ditekankah itu aspek emosi,mental,spiritual….Mknya kdg itu yg membuat anak males jk sdh di SD.trus,P.Sis gmn tu solusinya ttg anggapan masy kl bersekolah di KB/PG itu mhl krn mmg kenyataannya msh spt itu???

  8. ‘paud’ kebanyakan disalah artikan. usia dini seorang anak adalah kegiatan bermain. bukan belajar menulis, membaca, mengenal bahasa asing dll. itu adalah ‘PEMERKOSAAN’ terhadap anak. tapi anehnya, para orang tua berlomba-lomba untuk hal itu, dan cenderung bersaing perihal kepintaran anaknya.

  9. Salam kenal pak guru Sismanto,
    Setau saya “paksaan” anak2 PAUD untuk calistung -terutama di daerah- tidak di sekolahnya, tapi kadang orang tua yang menuntut anak2nya mampu calistung pada saat menjelang masuk SD. Alasannya khawatir si anak tidak diterima masuk SD karena pada saat PSB ada test calistung. Pada “kurikulum ” memang tidak ada calistung tapi guru2 PAUD “dipaksa” nambah jam pelajaran ngasih les anak-anak setelah jam pelajaran -padahal nambah cost untuk orang tua juga- soalnya kalau dalam jam pelajaran kena tegur diknas. Ini pengalaman kami di Riau.

    Jadi siapa yang salah? :))

  10. Pingback: PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI « Raudhatul Athfal Al-Mubarok

  11. saya dan tetangga akan mendirikan PAUD dilingkungan tempat tinggal kami. saya ditunjuk sebagai ketua. pertanyaanya adalah:
    1. Apakah PAUD itu termasuk didalam kegiatan POSYANDU dan keberdaannya dibawah BKB (Bina Keluarga Balita) atau PAUD berdiri sendiri?
    2. Bagaimanakah cara mengelola PAUD supaya maju, sebab saya hanya lulusan SMA?

  12. Pingback: Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) « Matahari Educare Blog

  13. Halo salam kenal. Nama saya Made Oka, biasa dipanggil Ananda.
    Rupanya masih banyak yang percaya bahwa mengajar membaca, menulis dan berhitung pada anak usia dini adalah tidak perlu. Bahkan ada yang mengatakan itu tidak baik. “Masa kanak-kanak kan masa bermain” begitu alasan mereka yang klasik. Sebelum tahun 1998 saya pun berpandangan seperti itu. Namun setelah saya melakukan pengamatan langsung di Rainbow School di Medan ditambah lagi setelah membaca buku-buku karangan Glenn Doman dan P.R Sarkar (silahkan search di google mengenai kedua tokoh tersebut) pandangan saya berubah 180 derajat.
    P.R. Sarkar mengatakan bahwa usia di bawah 6 tahun adalah merupakan usia yang paling peka untuk belajar.
    Glenn Doman mengatakan bahwa masa kanak-kanak adalah masa belajar.
    Kesimpulan saya adalah : silahkan anda mengajarkan apa saja (tentunya yang positif) kepada anak usia dini, asalkan anda tahu metodenya dan memahami kondisi psikologi anak. Memang benar bahwa kita tidak boleh memaksa anak untuk belajar sesuatu termasuk calistung. Jangankan anak-anak, kita pun yang sudah dewasa tidak suka dipaksa. Ketika saya memberikan seminar kepada guru-guru TK/PAUD saya selalu menyampaikan motto ini “ANAK-ANAK TIDAK BERMASALAH DALAM BELAJAR, ORANG TUA ATAU GURU YANG BERMASALAH DALAM MENGAJAR”.
    Semoga dengan motto tersebut kita bisa termotivasi untuk berkreasi dan berinovasi dalam mengajar dan mendidik.
    Sekian dulu ya, kalau ingin diskusi pribadi silahkan kirim email ke : pompomschool@gmail.com.

    1. Wassalam,

      Mas Ananda terimakasih atas ajakan sharingnya dan saya juga sepakat dengan pandangan Bapak ahwa anak memang tidak perlu dipaksa, tinggal bagaimana gurunya (orang tua) yang perlu tahu bagaimana cara mendidik anak yang benar. barangkali pandangan bapak akan lebih mantab lagi setelah membaca artikel-artikel saya tentang “Smart Parenting” melejitkan kharakter anak.

  14. Pingback: Program Pendidikan Anak Usia Dini |

  15. Pingback: Agen Mainan Anak Solo - Tips Baju Bayi

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *